Bank sentral Amerika atau Federal Reserve (The Fed) tengah bersiap untuk melakukan langkah hawkish dengan menaikan suku bunga acuan ke kisaran 25 basis poin pada akhir pekan ini. Sinyal pengetatan moneter ini dilontarkan ketua bank sentral Jerome Powell usai para pejabat The Fed sepakat untuk menaikkan suku bunga acuan ke level yang lebih tinggi pada pertemuan bulan Juli 2023. "Kami memperkirakan laju moderat akan terus berlanjut, hal ini akan menjadi pertanda bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi tahun ini” jelas Powell.
Sikap hawkish itu diambil The Fed untuk menekan laju inflasi ke kisaran dua persen. Sementara saat ini data inflasi Amerika masih dipatok di level 4 persen, masih jauh dari proyeksi awal The Fed . Selain karena inflasi, sikap hawkish ini diambil The Fed untuk memperketat pasar tenaga kerja AS, lantaran tingkat pengangguran di negeri paman Sam itu telah naik sebesar 3,7 persen seperti yang dikutip dari Bloomberg. "Inflasi melambat, tetapi tidak cukup cepat untuk The Fed, dengan pasar pekerjaan yang tetap kuat, para pejabat tidak mengambil risiko,” ujar Kepala ekonom internasional di ING Financial Markets LLC James Knightley.
Lowongan Kerja Samator Group Bulan November 2021 untuk Lulusan Minimal S 1 Lowongan Kerja PT BPR Karya Mugi Sentosa untuk Lulusan D 3 dan S 1 Semua Jurusan Lowongan Kerja Astra International Oktober 2021 untuk Lulusan S 1 dan S 2
The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Bps, Investor Global Diminta Bersiap Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 101 102 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 2 Halaman 4 Lowongan Kerja PT Bank Perkreditan Rakyat Kedung Arto untuk Lulusan D 3 dan S 1
Lowongan Kerja PT Micro Madani Institute untuk Lulusan SMA/SMK, D 3, dan S 1 Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman all Pelonggaran ini bukan kali pertama yang dilakukan bank sentral AS, dalam 11 bulan terakhir The Fed diketahui telah berulang kali memperketat kebijakan moneter.
Dimulai dari Maret tahun lalu, dimana The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin, kemudian di bulan Mei 2022 The Fed memperketat kebijakan dengan membawa suku bunga ke kisaran 50 basis poin. Melanjutkan kenaikan di bulan sebelumnya selama Juni, Juli, September, dan November The Fed kembali memacu suku bunga dengan masing – masing dinaikan sebesar 75 persen, serta 50 basis poin di Desember 2022 dan 25 bps pada Januari, Februari Maret, Mei dan Juni 2023. Tak hanya The Fed, belakangan Presiden bank sentra Eropa Christine Lagarde juga aktif menyerukan langkah serupa untuk mengerek naik suku bunga sebesar 25 basis poin. Guna menekan inflasi ditengah ancaman krisis ekonomi global.
"Keputusan di masa depan akan memastikan bahwa suku bunga utama ECB akan dibawa ke level yang cukup ketat untuk mencapai pengembalian inflasi tepat waktu ke target jangka menengah 2 persen dan akan dipertahankan pada level tersebut selama diperlukan," kata ECB. Kendati risalah The Fed dan ECB diklaim mampu menekan inflasi di level terendah, namun akibat pengetatan tersebut kini para investor mulai melakukan langkah wait and see hingga membuat pasar wall street berkontraksi. Seperti saham Nasdaq yang dilaporkan turun 0,22 persen menjadi 14.032,81 poin. Dari sektor teknologi, saham Nvidia dan Meta Platforms juga mengalami penurunan serupa dengan masing masing kehilangan lebih dari 2 persen dalam sesi akhir perdagangan, Jumat (21/7/2023).