Seiring lanskap digital yang kian kompleks sekaligus sebagai langkah antisipasi terhadap meningkatnya ancaman siber (cyber threat), saat ini tenaga ahli keamanan siber yang andal sangat dibutuhkan. Sebuah laporan kesenjangan keahlian keamanan Siber Global 2023 yang dirilis Fortinet menemukan bahwa 68 persen perusahaan menghadapi risiko tambahan akibat kurangnya tenaga ahli keamanan siber. Dunia usaha selama ini mencari kandidat tradisional atau mereka yang memiliki gelar di bidang terkait atau memiliki pengalaman kerja keamanan siber untuk mengisi posisi keamanan siber namun pendekatan ini tidak lagi cukup, mengingat melonjaknya kebutuhan akan tenaga keamanan siber profesional.
Pakar IT dan Ahli Keamanan Digital, Charles Lim mengatakan, memasuki era digital seperti sekarang ini, Indonesia masih sangat kekurangan ahli keamanan siber. SINDIRAN Telak Cak Imin Soal Program Food Estate : Tanam Singkong Tumbuhnya Jagung BALAS LUHUT! Cak Imin Tantang Menko Marves Buka Bukaan Soal Data Hilirisasi
Cak Imin Target 50 Persen Suara di Bali, Janji Bangun Pabrik Pupuk Hingga Genjot Pariwisata Disambut Ribuan Santri Saat Kampanye di Wonosobo, Cak Imin Manfaatkan Momen untuk Dengar Aspirasi Pangeran Tampan di Seluruh Dunia, Tak Kalah dari Abdul Mateen, Digilai Wanita Bak Selebriti Halaman 4
Cak Imin dan Gibran Ada di Bali pada Hari yang Sama, Rosan Roeslani: Kebetulan Pakar TI: Digitalisasi Kian Masif, Indonesia Kekurangan Jutaan Tenaga Keamanan Siber KEJUTAN Survei Terbaru, Elektabilitas Anies Muhaimin Unggul Jauh dari Ganjar Mahfud, Ini Hasilnya Halaman 3
Wakil Kepala Master Information Technology SGU mengatakan, belum lama ini dirinya bertemu dengan penjabat penting di TNI dan lembaga pertahanan negara itu membutuhkan puluhan ribu tenaga siber sekuriti. "Jadi dilihat kemarin saja ngobrol sama pejabat TNI. Mereka membutuh 47 ribu personil siber yang disebar dari Sabang sampai Merauke. Saat ini di univeritas Pertahanan baru ada siber sekuriti. Jadi perlu banyak lulusan siber sekuriti," katanya. Dilihat dari sejarah awalnya, kebutuhan tenaga siber sekuriti dimulai saat tahun 2004 situs KPU dibobol yang membuat geger seluruh Indonesia.
Pelaku berhasil mengubah nama partai menjadi Partai Si Yoyo, Partai Kolor Ijo, Partai Web Pertama dan lainnya dan ada upaya mencoba mengubah hasil voting namun gagal. "Sejak situs KPU dibobol tahun 2004 itu, mulai diperlukan tenaga siber sekuiti, dan setelah hampir 20 tahun kebutuhan makin banyak seiring digitalisasi perusahaan yang dipush Pak Eric Thohir dan saat ini saja saya hampir tiap minggu ditanyakan apakah ada lulusan yang bisa langsung bekerja," katanya. Di tengah kebutuhan yang besar, sementara lulusannya tidak mencukupi, yang mendorong SGU menghadirkan program sarjana strata 1 khusus untuk di bidang keamanan siber. Maulahikmah Galinium selaku Dekan Fakultas Teknik dan Teknologi Informasi SGU mengatakan, program Sarjana IT Cyber Security berfokus pengembangan solusi keamanan siber yang inovatif untuk melindungi data dan sistem informasi dari serangan siber.
"Program ini dirancang dengan cermat untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami, menganalisis, dan memperkuat diri terhadap ancaman dan serangan siber yang terus berkembang di dunia digital," katanya.