Penjualan mobil hybrid di Indonesia secara wholesale tembus 54.179 unit sepanjang tahun 2023. Jumlah ini naik lebih dari 5 kali lipat dibanding 2022, yang berada di angka 10.344 unit, berdasar data Gaikindo. Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, menyampaikan jika tujuan Indonesia untuk mencapai netralitas karbon lebih cepat, mobil berjenis hybrid juga perlu diberikan insentif.
"Kalau kita orientasi net zero emisi perlu (insentif). Kalau diberikan juga kencang pasti (pertumbuhan). Apalagi konsumsi bahan bakar jadi lebih hemat, dari konsumen juga lebih hemat dan impor bahan bakar juga menurun, ini perlu," jelas Kukuh dalam Diskusi "Proyeksi Pasar Otomotif 2024" di Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2024). Mengenai bentuk insentif yang tepat, pemerintah pasti bisa menemukan formulasi yang tepat, seperti PPnBM DTP misalnya. Kukuh menyebut, menyoal pembicaraan insentif ini sudah pernah dibahas, namun untuk secara resmi belum pernah dilakukan.
Beda Nasib dengan Okie Agustina, Rumah Tangga Adelia Pasha Adem Ayem, Sifat Asli Pasha Ungu Dikuak Sebelum Dihabisi Suami, Wanita Ini Curhat Rumah Tangga Retak: Kalau Saya Mati, Suami Saya Pelakunya Mobil Hybrid Perlu Insentif Atau Tidak? Ini Kata Gaikindo
'Yakin Ada Hikmah' Alasan Nursyakira Pilih Cerai dari Suami Toxic Setelah 6 Bulan Menikah: Aku Rela Sosok Reini Wihardakusumah, Rektor ITB yang Viral dan Diminta Mundur Usai Isu Bayar UKT Pakai Pinjol Halaman 3 Tahun Cerai, Wanita Ini Syok Bertemu Mantan Suaminya, Pilu Lihat Kondisinya Jadi ODGJ
Gaikindo Sebut Indonesia Bakal Ekspor Mobil Listrik ke Australia KEJUTAN Survei Terbaru, Elektabilitas Anies Muhaimin Unggul Jauh dari Ganjar Mahfud, Ini Hasilnya Halaman 3 "Secara resmi belum. Tapi pemerintah sudah melihat dari tahun 2021 industri bangkit dengan skema PPnBM DTP, multi player efeknya banyak," tuturnya.
Ia menambahkan, kebijakan insentif ini belum diterapkan ke mobil hybrid sebab fokus pemerintah ingin mendorong langsung ke kendaraan listrik murni, namun nyatanya pasar berkata lain. "Karena maunya cepet, sedang hybrid kan masih gunakan bahan bakar. Lalu ternyata pasar menentukan berbeda, karena konsumen mikirnya dengan hybrid jangkauan lebih panjang," ungkap Kukuh.