Harga minyak mentah sedikit mengalami penurunan pada Jumat (10/11/2023) karena kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat konflik Israel Hamas mulai mereda. Minyak mentah berjangka Brent berada di angka 80,01 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 7 sen menjadi 75,67 dolar AS per barel. “Ancaman gangguan pasokan dari Timur Tengah terus menurun,” kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
“Konflik masih dapat diatasi dengan baik di Gaza, meskipun ada kekhawatiran bahwa konflik akan meningkat karena negara negara tetangga Arab menunjukkan ketidaksenangan mereka,” sambungnya. Perasaan bahwa gangguan pasokan akibat konflik Israel Hamas mulai mereda terjadi seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap permintaan, terutama dari China, importir minyak terbesar di dunia. Data ekonomi China yang lemah pekan ini meningkatkan kekhawatiran akan anjloknya permintaan. Selain itu, pabrik penyulingan di China, pembeli minyak mentah terbesar dari eksportir minyak Arab Saudi meminta lebih sedikit pasokan untuk Desember mendatang.
10 Hasil Survei Terbaru Capres Cawapres 2024, Elektabilitas Anies Muhaimin Menguat, Ganjar Mahfud? Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Capres Cawapres 2024 Versi 5 Lembaga, Mahfud MD Ngaku Tak Resah Hasil Survei Elektabilitas Capres Cawapres Bulan Januari 2024, Ganjar Mahfud Kian Tertinggal
Megawati Minta Pendukung Ganjar Tak Percaya Hasil Survei, Ini Elektabilitas Terbaru Capres Cawapres Pangeran Tampan di Seluruh Dunia, Tak Kalah dari Abdul Mateen, Digilai Wanita Bak Selebriti Halaman 4 Hasil Survei Terbaru Capres Cawapres, Mahfud Tak Percaya, Cak Imin Ungkit Survei Internal, Gibran?
Jadwal dan Prediksi Timnas U20 Indonesia vs Uzbekistan, Siaran Langsung Ujicoba di TV Indosiar Elektabilitas Paslon Berubah Jelang Pencoblosan Menurut Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini Halaman all Meski demikian, analis di Citi Group memperkirakan tekanan ke bawah akan mereda dan harga akan pulih setelah jatuh ke level terendah sejak Juli 2023.
“Kami memperkirakan harga akan berkonsolidasi, dan kami mempertahankan perkiraan harga jangka pendek dengan dukungan yang diharapkan datang dari pelonggaran pemeliharaan kilang dan pergeseran risk reward bagi investor setelah aksi jual baru baru ini,” kata analis itu. “Memang terdapat banyak risiko kenaikan dibandingkan level saat ini, potensi (Organisasi Negara negara Pengekspor Minyak dan sekutunya) untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan harga, sementara risiko pasokan di Timur Tengah tetap tinggi,” pungkasnya.