Kelompok usia yang kini berkonsultasi dengan dokter stroke terbaik bukan hanya datang dari kalangan lansia. Kaum muda dari kelompok remaja bahkan sudah menjadi pasien penyakit yang berbahaya tersebut. Untuk itu, penting bagi Anda mengenali kondisi-kondisi kesehatan tertentu yang berpotensi meningkatkan risiko stroke pada remaja.
Kondisi kesehatan pemicu stroke pada remaja
Stroke pada umumnya dipicu penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah arteri (vaskular). Akan tetapi, kondisi-kondisi berikut dapat menjadi faktor penyebab pada kalangan remaja:
1. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi gangguan kesehatan yang belakangan main sering menyerang kelompok usia muda. Faktor penyebab ini pun kerap dijumpai pada remaja yang sudah terserang stroke. Pemicunya dapat karena kolesterol atau kondisi lain pada bagian tubuh tertentu.
2. Kelainan jantung
Kelainan pada jantung merupakan dalang dari detak tak beraturan, fungsi organ yang bermasalah, sampai serangan jantung yang memicu stroke. Remaja yang mempunyai penyakit jantung bawaan pun memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan tersebut saat tak ditangani sejak dini.
3. Migrain
Jangan sepelekan migrain, sebab remaja yang memiliki kondisi ini lebih rendan mengalami stroke. Laporan ini pula yang disebutkan dalam studi yang diterbitkan jurnal Cephalgia (2015). Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati apabila frekuensi migrain meningkat dan sulit mereda.
4. Merokok
Remaja termasuk kelompok usia yang sulit menolak godaan merokok. Kebisaan ini padahal sudah terbukti menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Dari gangguan pada pembuluh darah yang akan membawa Anda pada serangan stroke dini di usia yang masih muda.
5. Infeksi berat
Infeksi berat yang mengacaukan imunitas tubuh serta sel-sel darah berpotensi menggumpalkan darah. Kemudian, tanpa penanganan cepat, pasien bakal mengalami stroke yang tak terduga. Untuk itu, Anda harus segera memeriksakan infeksi yang makin parah dan tak bisa ditangani sendiri.
6. Obat dan perawatan
Obat-obatan dan perawatan tertentu memiliki efek samping meningkatkan risiko stroke. Perawatan selama kanker, misalnya, dapat membentuk gumpalan darah akibat obat yang dikonsumsi. Lalu ada terapi hormon seperti pil KB dan steroid yang berisiko membekukan darah sampai stroke.
7. Stres
Menghadapi persaingan dan tekanan dalam kehidupan remaja dapat menyebabkan stres. Tanpa pengelolaan yang tepat, gangguan mental ini dapat memicu stroke. Hal ini disebabkan amigdala yang bekerja lebih keras hingga peradangan arteri akibat aktifnya sumsum tulang belakang.
Beberapa faktor penyebab lain yang perlu diwaspadai adalah obesitas, trauma di bagian kepala, hingga kadar kolesterol tinggi. Penyakit bawaan atau genetik seperti anemia sel sabit pun dapat jadi pemicu stroke pada kalangan remaja.
Semoga informasi ini pun membantu Anda meningkatkan kesadaran berkonsultasi dengan dokter stroke terbaik sebagai pencegahan.